Wednesday, December 10, 2014

Ini Kontroversi Hasil Riset Ilmiah Kandungan Tomat

Ini Kontroversi Hasil Riset Ilmiah Kandungan Tomat
Ini kontroversi hasil riset ilmiah kandungan tomat – Tomat merupakan sayuran yang selalu menghiasai dapur setiap harinya. Terutama bagi orang Indonesia dengan kekayaan berbagai maca dan jenis bumbu dapur. Selain rasanya yang enak, tomat juga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Sayuran dengan nama latin Solanum lycopersicum ini memiliki banyak khasiat seperti yang dipublikasikan oleh bebagai jurnal ilmiah. Misalnya, Edward Giovannucci di dalam publikasi berjudul “Tomato Products, Lycopene, and Prostate Cancer: A Review of the Epidemiological Literature di American Society for Nutritional Sciences”, 2005 mengungkapkan bahwa masih ada kontroversial seputar manfaat tomat dalam mencegah berbagai penyakit salah satunya kanker prostat.
Khasit dari kandunga tomat pada kanker prostat diperkirakan karena adanya kandungan lycopene dalam tomat. Lycopene juga terdapat di berbagai produk olahan tomat dan variasinya, seperti: pizza, sup tomat, kecap, jus, salad, saus spaghetti, salsa, pasta tomat. Dari berbagai produk olahan tomat ini merupakan sumber lycopene yang bioavailability-nya lebih baik daripada buah tomat segar.
Pada buah selain tomat seperti anggur merah dan semangka juga mengandung lycopene. Selain untuk menyembuhkan kanker prostat, manfaat lycopene juga diduga dapat dirasakan bagi penderita kanker payudara, kanker lambung, degenerasi sel-sel mata karena usia (age-related macular degeneration), mengurangi kadar kolesterol jahat, melindungi kulit dari ganasnya sinar ultraviolet, menghaluskan dan mempercantik kulit, mengurangi kulit keriput, dsb. Selain lycopene, sebenarnya tomat juga mengandung beta carotene, lutein, vitamin E, vitamin C, dan flavonoid (salah satunya: quercetin).
Namun berdasarkan hasil studi lain dibantanh mengenai kegunaan tomat untuk kanker prostat. Penelitian tersebut dilakukan oleh Etminan, M., Takkouche, B. & Caamano-Isorna, F. (2004) dan Schuurman, A. G., Goldbohm, R. A., Dorant, E. & van den Brandt, P. A. (1998) yang menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi positif antara tomat dan kanker prostat.
Selain pada kanker prostat, khasiat tomat pada kanker paru-paru juga masih kontroversial. Beberapa studi menyatakan bermanfaat namun studi lainnya menyimpulkan belum ada korelasi positif antara keduanya (tomat dan kanker paru-paru).
Berdasarkan kontroversi tersebut, epidemiologi tentang manfaat tomat ini memang masih perlu dikaji ulang, mengingat untuk dikatakan efektif dan maksimal, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: melakukan assessment yang komprehensif terhadap berbagai sumber utama lycopene, menghitung bioavailability lycopene, memeriksa populasi dengan asupan (intake) produk tomat yang tinggi, menghitung pola temporal karena diet tunggal atau pengukuran darah dalam jangka waktu tertentu belumlah cukup, cukup besar populasinya untuk mengevaluasi risiko relatifnya, meneliti apakah manfaat tomat atau lycopene itu dipengaruhi oleh faktor genetika yang dinamakan genetic polymorphisms, terutama berhubungan dengan DNA repair genes.